double income

supermom

Sabtu, 13 Juni 2009

TO OBTAIN THE MAXIMAL YIELD BY USING N FERTILIZER IN SUGARCANE

TO OBTAIN THE MAXIMAL YIELD

BY USING N FERTILIZER IN SUGARCANE

PEMUPUKAN N PADA TANAMAN TEBU UNTUK MENCAPAI HASIL OPTIMIUM

Memet Hakim1) & Sulya Djakasutami2)

1) PhD student, Agric. Faculty, University of Padjadjaran, Indonesia

2) Profesor, Lecture, Member of PhD Promotor

ABSTRACT

Nitrogen is one of the three mayor element have an important role in vegetative growth such as stalk, leaves, internode and tillering. The dosage very depend on soil fertility, organik content, clay and sandy soil, cation exchange capacity and the total of biomass production. Deficiency and excess of nitrogen caused a negative effect on vegetative growth, qualiy and its production. Eficiency of nitrogen absoption depend of frequency, method and time of fertilizer aplication. Foliar analysis, soil analysis and field experiment were basic of diagnosis and recommendation integrated system on best managenet practice.

1. PENDAHULUAN

Masalah dosis yang tepat per satuan luas, bagaimana caranya memupuk, berapa frekuensi aplikasi dan jenis apa yang paling efisien akan berbeda disetiap tempat, karena adanya perbedaan jenis tanah, kandungan hara dalam tanah, iklim mikro, dll. merupakan masalah krusial saat ini. Pemberian pupuk nitrogen sangat menentukan pertumbuhan tanaman. Indikatornya terlihat jelas pada ukuran daun, tinggi batang, luas permukaan daun dan jumlah tunas. Kekurangan unsur ini membuat pertumbuhan tanaman merana, ukuran daun mengecil, kurus dan berwarna kekuningan.

Makalah ini diharapkan ini dapat membahas bagaimana mendapatkan dosis optimum untuk tanaman tebu pada satuan lahan yang dianggap homogen dan bagaimana menggunakannya dalam proses “diagnosis and recommendation integrated system” (DRIS).

2. KAJIAN PUSTAKA

Tanaman tebu bukan lagi merupakan tanaman semusim karena dipelihara ratoonnya, sehingga menjadi lebih dari 4 tahun umurnya. Perlakuan dan pemikiran terhadap tanaman ini harus bersifat jangka menengah dan jangka panjang. Pemikiran dan perlakuan jangka pendek seperti pada pola tanaman semusim perlu diperbaiki.

Analisa Daun sangat bermanfaat dalam ”memotret” kondisi tanaman pada masa pertumbuhan. Analisa daun ini efektif dan efisien khususnya dalam menetapkan jumlah pupuk yang nilainya sangat besar. Untuk itu diperlukan perubahan paradigma dalam mengelola tanaman tebu. Standar kandungan hara rupanya tidak selalu sama disetiap daerah, seperti contohnya pada tabel dibawah ini, sebagai berikut :

Tabel 1 : Standar Kandungan Hara pada Daun Tebu di India

Kriteria

Kandungan Unsur Hara

N

P

K

Mg

Fe

+

Baik

-

2.00

0.12

2.30

0.12

0.30

+

Medium

-

1.70

0.10

2.20

0.10

0.25

+

Kurang

-

1.40

0.08

2.10

0.80

0.20

Sumber : Diolah dari Sundara, B, 1998.

Di Australia presentase nitrogen hampir sama , tapi berbeda untuk unsur yang lain yakni N : 1.80; P: 0.22-0.30; K : 1.00-1.60 % ( Anderson and Bowen, 1990 )

Hasil analisa daun terutama pada 3 major elemen (unsur N,P,K) harus di cross check dengan “gejala defisiensi“ pada pemeriksaan visual dilapangan sebagai hasil akhir atau respon tanaman terhadap perlakuan yang terlihat oleh mata, sehingga jika terdapat kesalahan dalam proses analisa daun akan terlihat.

Peran unsur nitrogen, sebagai unsur utama adalah (a) meningkatkan produksi dan kwalitasnya, (b) untuk pertumbuhan vegetative (pertumbuhan tunas, daun, batang), (c) Pertumbuhan vegetative berarti mempengaruhi produktivitas.

Sumber : Anderson

& Bowen, 1990

Sumber : Potash Corp, 2008

Sumber : Memet Hakim, 2009

Gambar 1: Gejala defisiensi nitrogen

Gejala Defisiensi unsur hara ini antara lain (a) daun berwarna kuning pucat, (b) ruas lebih pendek, (c) pertumbuhan daun semakin lambat, (d) batang lebih pendek dan kurus,(e) akar lebih panjang, tapi lebih kecil, (f) jika defisiensi berkelanjutan, ujung daun dan daun yang terbawah menjadi nekrosis.

: Waktu Pemupukan Ideal

Sumber : Memet Hakim, 2008

Keterangan : Waktu pemupukan


Gambar 2 : Skema Waktu Pemupukan

Analisa tanah sebagai alat kontrol umumnya tidak dapat diandalkan karena N tersedia dapat berubah dengan cepat akibat berubahnya iklim (temperatur, hujan) dan faktor manajemen tanaman. Kehilangan nitrogen dapat dikurangi dengan memperbanyak frekuensi aplikasi pemupukan. Gejala yang terlihat perlu segara dikoreksi dengan penambahan dosis pupuk korektif.

Seberapa banyak gejala ini diketemukan dilapangan dibandingkan dengan hasil analisa daun, menentukan dosis korektif, karena ada saja kemungkinan hasil analisa daun dilaboratorium tidak sama dengan pengamatan visual.

3. PEMBAHASAN

Tanah yang gembur memungkinkan udara masuk ke dalam ruangan-ruangan yang terbentuk, demikian juga air akan tertahan dalam ruangan tersebut. Ujung akar akan mudah tumbuh pada kondisi demikian. Bulu akar adalah organ terdepan tanaman yang menyerap unsur hara dan air di dalam tanah. Jumlah bulu akar ini sangat dipengaruhi antara lain oleh (a) jumlah akar yang tumbuh,(b) diameter akar, (c) diameter batang,(d) Panjang akar. Jadi semakin banyak jumlah bulu akar, akan semakin tinggi kemampuan akar dalam menyerap tanaman.

Ditanah yang subur pelapukan bahan organik akan terus terjadi secara berkelanjutan, sehingga kebutuhan nitrogen mudah dipenuhi. Berbeda pada tanah berpasir atau tanah miskin bahan organik, tanpa penambahan pupuk organik akan sulit menahan dan melepaskan N tanah. Itulah sebabnya pada tanah yang demikian perlu penambahan frekuensi pemupukan nitrogen dan perlu pemberian pupuk organik.

Perpaduan analisa daun dan analisa tanah yang didukung oleh percobaan lapangan, merupakan dasar pembuatan rekomendasi pemupukan. Cara ini disebut dengan ” diagnosis and recommendation integrated system (DRIS). Selanjutnya praktek ”best management practice (BMP)” yang memadukan semua unsur agronomis praktis untuk mencapai produktivitas optimum.

4. SIMPULAN

Nitrogen merupakan salah satu dari unsur utama (major element) yang sangat diperlukan oleh tanaman tebu untuk pertumbuhan vegetatif (tunas, batang dan daun) dan meningkatkan produksi dan kwalitasnya.

Kekurangan nitrogen dapat menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat seperti pertumbuhan batang, daun mengecil. Gejalanya terlihat dari warna daun yang pucat kekuningan, ruas batang lebih pendek, lilit batang makin kecil, pertumbuhan akar terganggu sampai menjadi nekrotik apabila defisiensi berkelanjutan. Namun kelebihan nitrogen dapat menyebabkan keracunan, memperpanjang pertumbuhan vegetatif , memperlambat kemasakan, mengurangi kadar gula, mudah roboh dan lebih peka terhadap hama dan penyakit.

Untuk meningkatkan efisiensi penyerapan nitrogen, perlu diperhatikan dosis, frekuensi, cara dan waktu aplikasi. Pencampuran dengan zeolite dapat meningkatkan “kapasitas tukar kation” (KTK) tanah. Demikian juga pemberian pupuk organik secara bersamaan dapat menghasilkan sinergi positip. Analisa daun, analisa tanah dan percobaan dilapangan merupakan dasar perhitungan “diagnosis and recommendation integrated system” agar pertumbuhan dan produktivitas optimium dapat dicapai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar