double income

supermom

Sabtu, 13 Juni 2009

SOLUSI ATAS KEKURANGAN TENAGA TEBANG TEBU

Grup riset ETCAS, Bandung, Mei 2009

Setiap ada kesulitan tentu ada kemudahan, itulah sepenggal ayat al Quran yang sering kita dengar. Sudah barang tentu Allah tidak akan kesulitan tanpa ada pemecahannya. Setiap tahun 4-5 bulan menjelang musim giling tiba, dipabrik gula sudah mulai dibahas tentang “pengadaan” tenaga penebang ini. Mereka sudah mulai sosialisasi kedaerah binaan mereka selama ini agar tenaga tebang yang selama inbi bekerja di PG mereka tidak pindah ke PG yang lain.

Kegiatan ini berjalan setiap tahun, segera setelah musim giling selesai agar pada saat musim giling tiba mereka tidak mendapat kesulitan mendapatkan tenaga tebang, namun kondisi seperti ini semakin sulit karena mencadi tenaga tebang bukanlah “pekerjaan pilihan”, mereka akan bekerja disektor lain yang lebih baik penghasilannya. Saat ini ada PG di Jawa Tengah mencari ke Jawa Barat bahkan sampai Jawa Timur, dari Jawa Barat mencari sampai Jawa Tengah, Lampung juga mencari dari Jawa Barat sampai Jawa Timur. Sumatera Utara sangat sulit mencari tenaga tebang ini, begitu juga di Gorontalo dan Sulawesi Selatan.

Mengingat kesulitan mencari tenaga tebang diatas, grup riset di ETCAS mencoba menghubungi beberapa produsen di China yang menjual alat tebang (cane harvester) yang portable namun berdaya tahan cukup lama. Jenis alat ini dicoba didatangkan dan dichek cara kerjanya dilapangan ternyata hasilnya sangat menggembirakan, kesimpulan sbb.:

1. Alat ini sangat ringan, dapat dioperasikan oleh wanita sekalipun

2. Produktivitasnya sangat baik, dengan sekitar 20 jam kerja mesin atau eqivalen dengan 4 mesin tebang/ha/hari pada kondisi tanaman tebu normal (tegak dan bersih).

3. Lahan yang ditebang dengan menggunakan “cane Cutter” tidak perlu di “kepras” lagi karena sisa batang atau sisa tunggulnya sudah sama dengan permukaan tanah.

4. Setiap alat dapat menggantikan tenaga kerja sebanyak 10 orang, jadi jika afdeling luasnya sekitar 400 ha artinya rata 2.2 ha harus ditebang setiap harinya. Dengan asumsi produktivitas tebu 70 ton/ha, diperlukan tenaga kerja sebanyak 70 HKO/ha atau 154 orang tenaga kerja. Dengan bantuan alat ini sebanyak 9 unit, cukup sekitar 30 HKO/ha atau 66 tenaga kerja seharinya.

5. Harganya sangat ringan, hanya sekitar upah tenaga kerja lepas selama 120 hari atau eqivalen dengan upah selama 3 bulan tenaga lepas.

6. Menurut pabriknya alat ini tahan sampai 5 tahun, namun dengan perhitungan penyusutan 1 tahun (dihitung 180 hari) ternyata masih lebih murah dari pada upah harian tenaga lepas.

7. Alat ini dapat juga digunakan untuk memperbaiki mutu keprasan yang meninggalkan sisa batang tebu diatas tanah atau dapat “mencukur” sisa tebangan dengan baik dan cepat ( sktr 10 jam kerja mesin/ha). Dengan keprasan yang baik pertumbuhan tunas (tillering capacity) akan meningkat. Diharapkan produktivitas tebu akan meningkat minimal 5 %.

8. Dengan alat ini tebu yang umumnya tertinggal dilapangan dalam bentuk sisa tebangan (tunggul) dapat ditekan, karena batang bawah yang mempunyai rendemen lebih tinggi dapat dipotong dengan mudah. Dari tebangan ini sekitar 5 % produksi tebu dapat dihemat.

9. Jadi keunggulan alat ini dapat meningkatkan produktivitas sbb. :

a. Menekan lose cane yang rendemennya paling tinggi sebanyak 5 %, karena sisa batang sangat minim.

b. Meningkatkan “tillering capacity” akibat perbaikan kondisi tanaman yang ditebang, sehingga produktivitasnya dapat meningkat sebanyak 5 %.

c. Total peningkatan produktivitas akibat penggunaan alat ini minimal 10 %.

10. Akan dikenalkan pula alat klentek atau pembersih batang tebu dari trash (termasuk pucuk), sehingga diharapkan pendapatan tenaga kerja yang membersihkan serta mengikat tebu akan semakin baik dengan meningkatnya produktivitas kerja.

100_2978.JPG100_3017.JPGImage(038).jpgImage(033).jpgMudah mudahan hasil grup riset tersebut dapat membantu kesulitan tenaga kerja pada musim giling yad.

Hasil Uji Coba di Lembang, PG Bunga Mayang dan PG Subang

Alat Klentek

Contact Person : Ika Yani SP : 081322481491

Tidak ada komentar:

Posting Komentar